Info Global ID Blog Moneter Sektor Keuangan Ri Masih Banyak Tantangannya, Apa Saja?
Moneter

Sektor Keuangan Ri Masih Banyak Tantangannya, Apa Saja?

Man and woman hand consider on calculator expenses of family anggaran aganist home background. Lending purchase rental housing mortgage concept
Ilustrasi sektor keuangan – Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan

Jakarta

Sektor keuangan di Indonesia disebut masih akan menemui banyak tantangan. Karena itu diinginkan kenali lebih singkat biar dapat menghadapi tantangan tersebut.

Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal serta Sekretaris Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) Kementerian Keuangan Arie Wibisono tantangan tersebut di antaranya masih dangkalnya sektor keuangan, tingkatan bunga pinjaman yang masih relatif tinggi, terbatasnya instrumen keuangan, indeks keuangan inklusif Indonesia juga masih perlu diperbaiki.

Lebih lanjut lagi, faktor manajemen dan penegakan aturan masih perlu ditingkatkan, keperluan penguatan kerangka kerjasama dan penanganan stabilitas sistem-sistem keuangan, sumber daya insan pendukung sektor keuangan yang masih melambat, dan adanya risiko-risiko gres di sektor keuangan seumpama pandemi, geopolitik, teknologi, dan pergantian iklim.

“Kemudian pastinya risiko geopolitik. Ada india yang mengantarkan satelitnya ke angkasa luar. Teman-teman samping kanan kiri yang dahulu kita remehkan. Ah Vietnam, ternyata Vietnam mau menyusul kita,Thailand, Filipina, Malaysia yang dahulu lebih dahulu. Nah itulah ialah tantangan tantangan global yang mesti kita respon,” terang beliau dalam program Sosialisasi UU No. 4 tahun 2023, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Diumumkan Besok, Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II-2023 Diproyeksi Melambat

Dia melanjutkan adanya tantangan-tantangan tersebut alasannya dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya, rendahnya literasi keuangan dan ketimpangan jalan masuk jasa keuangan, tingginya ongkos transaksi sektor keuangan, terbatasnya instrumen keuangan, rendahnya keyakinan dan peran serta penanam modal dan konsumen, serta keperluan penguatan kerangka dan kerjasama dan penanganan stabilitas metode keuangan

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) menyebut sederet tantangan yang mau dihadapi oleh bank sentral. Menurutnya, tantangan tersebut masih ada keterkaitan dengan mempertahankan stabilitas di sektor keuangan dan juga makin berkembangnya teknologi digital.

“Peran sektor keuangan menjadi penting di kurun digitalisasi perkembangannya makin akselerasi, makin eksponensial, tidak cuma linear. Sementara itu, keadaan saling terkoneksi sungguh erat. Inilah yang menjadi bahwa nanti itu memang tidak ada bank, tetapi ada perbankan. Anak kita buka rekening dapat pakai aplikasi,” ujarnya.

Tantangan berikutnya yakni bagaimana mempertahankan stabilitas pertumbuhan di sektor keuangan. Dia menerangkan inflasi yang stabil dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak punya kegunaan jika tidak mempertahankan stabilitas sektor keuangan dengan baik.

Lebih lanjut lagi, beliau menyertakan adanya pergantian iklim, risiko lingkungan, hal-hal yang terkait dengan sustainibilitas, serta adanya duit digital yang mulai digandrungi.

“Belum lagi terkait dengan digital money atau cryptocurrency duit digital yang dikeluarkan oleh private sektor. Nah ini kita juga bicara bagaimana nanti duit digital juga diterbitkan oleh Bank Sentral,” jelasnya.

Tidak cuma itu, tantangan makin kompleks di saat bermitra dengan mandat, menghasilkan kebijakan yang sesuai, serta menangkal munculnya risiko.

“Begitu permintaan kepada mandat, kebijakan yang makin kredibel dan bagaimana memitigasi risiko ini juga penting,” ujar dia.

sektor keuangankssk

Exit mobile version